Sabtu, 21 Mei 2011

>>Im agent

Tontonan dari kecil, saya terbiasa dengan pelm James Bond, pelm kesukaan papa saya. Karena saya masih kecil dengan pasrah saya menganggap itu seperti nyata. Kakak saya juga suka pelm dengan tipe sejenis, bedanya kakak saya lebih ke perang – perangan yang menurut saya ( kalau sekarang ) gag banget, karena nembaknya gag jelas ke arah mana, ehh tau - tau uda mati semua, tapi lagi – lagi saya ( kecil ) menerimanya dengan lapang dada dan menganggapnya pelm yang sesuai dengan dunia nyata yang layak ditonton.
Alhasil hingga kini, fantasi saya selalu tentang detektif. Nama kelompok saya waktu sma (semacan genk, gag dinx, hehe.. ) namanya FBI, singkatannya aga ngaco Fabolous, Beautiful, Inteligence. Saya suka hal – hal yang menantang, walaupun pada akhirnya mempunyai kadar ketakutan yang aga tinggi terhadap gelap dan ketinggian, haha :D.
Yang terparah saya sering berpikir saya agen CIA, atau FBI yang disamarkan identitasnya yang sedang dilepas untuk pengintaian sesuatu yang segera akan dicalling untuk kembali bertugas di USA, haduuu kebanyakan yang -.-“, super khayal banget.
Tapi berefek dilaptop saya pelm – pelmnya kebanyak detektif atau gag action yang semi detektif gitu kayak Sherlock holmes. Efek di dunia nyata suka naek motor ngebut ( ngikut pelm – pelm action ), di dalam kaca helm, mata berlagak kayak kacanya ada banyak sensor (ngkhayal banged ). Paling hobi kalau mepet – mepet di jalan, kayak missal nyalib mobil tapi dari arah berlawanan ada mobil juga, diperkirakan lewat ditengahnya ( bahaya kiii ).
Ada banyak kata – kata yang sering saya comot dan kadang – kadang menjadi status saya seperti alibi, spy in action, atau istilah – istilah lain yang digunakan untuk menyamarkan keadaan yang sebenarnya, haha..
Tapi yang paling saya suka bagian dari proses menemukan kunci permasalahan dari clue – clue yang ada, kemudian ditemukan jawaban, asyik brooo jadi memfokuskan otak and kadang gag terduga.
Intinya, pada akhirnya dengan kata lain ini merupakan bagian dari kata penutup, untuk para orang tua, jagalah anak – anak anda dari tontonan yang tidak berkualitas atau dampingi mereka dan arahkan mereka saat menonton televisi supaya apa yang diserap tidak salah. Dan untuk kita apapun pelm yang kita tonton, diambil pelajaran dan sisi positifnya and yang penting filternya 

*akibat menyadari film dilaptop kebanyakan detektip* :D

Senin, 28 Februari 2011







Diam diayunan tanpa sepatah kata ^^


Pernah mendengar, “seorang sahabat adalah seseorang yang mampu berdiam denganmu di ayunan tanpa mengucapkan sepatah katapun tapi dia bisa mengerti apa yang tak kau katakan dan mampu bertahan berjam – jam denganmu” Dulu saya pikir itu tidak mungkin, lalu apa gunanya, bagaimana dapat menyelesaikan kalau hanya berdiam ? Bagaimana dapat bertahan berjam – jam, tidak bosankah ?

Entah mengapa akhir – akhir ini mendapat banyak pelajaran tentang persahabatan, bagaimana menjadi sahabat yang baik, menyikapi masih banyak hal yang harus dirubah.

Ketika kita mendapat masalah, kemudian kita datang ke sahabat, menceritakan banyak hal tanpa tau apa yang sedang dirasakan sahabatmu, tapi dia mampu duduk diam mendengarkan berjam – jam. Apa kita memikirkan apa yang dia rasakan saat itu atau apakah dia tidak bosan mendengarkan semua cerita – ceritamu ? Lalu dia berusaha membangkitkanmu dengan kata – kata yang dia punya semampunya. Mungkin sebenarnya saat kita mendapatkan masalah kita hanya ingin bercerita, kita tidak butuh sebuah solusi, dengan bercerita itu sendiri adalah sebuah proses mencari sebuah solusi, tapi yang kita inginkan adalah ada seseorang yang peduli, kita ingin didengarkan, kita ingin berbagi, sebenarnya saat itu seberapa hebat sahabat kita, seberapa dewasa sahabat kita, atau seberapa indah kata – kata yang dirangkai sahabat kita, bukan itu yang terpenting, yang kita butuhkan hanya seorang sahabat yang mau mendengarkan, seorang sahabat yang peduli.

Tapi sebenarnya yang saya alami bukan diposisi yang saya ceritakan itu tapi sekarang saya sering diposisi sebaliknya sebagai pendengar, tetap berusaha menjadi sahabat yang baik *tapi mungkin karena saya tidak begitu suka bercerita tentang masalah, hehe.. terkadang menurut saya itu hanya membuat kita semakin merasakan, saya biasanya bertanya sesuatu yang umum, atau menggunakan perumpamaan, entah mengapa*. Tapi esensinya bukan itu, tetapi bagaimana menjadi sahabat yang baik, entahlah bahkan indikasi dan definisi sahabat yang baik masih sangat luas dan menurut orang berbeda – beda. Tapi disini belajar menjadi sahabat yang baik sebagai pendengar, tentunya tidak mudah, tapi ternyata efek untuk sahabat kita ? itu sangat luar biasa, terkadang saat membuatnya merasa berarti, akan membuatnya lebih baik. Menjadi pendengar tidak mudah, ada rasa bosan, atau terkadang terselip pemikiran “Ah..hanya masalah seperti itu, masa tidak bisa bangkit atau ahh,, lagi – lagi masalah cinta”, hmmppp untuk menghilangkan pemikiran itu, saya berpikir, kita tidak tau persis betapa susahnya menghadapi semua itu *kita tidak sedang dalam posisinya, hanya membayangkan bagaimana diposisinya*, karena kita sedang berada diposisi memberi semangat, ayo beri dia semangat, karena terkadang saat kita memberi semangat, entahlah semangat itu akan datang untuk diri kita sendiri, entah darimana, apalagi saat melihat senyumnya.

Buang dulu semua problemmu, sekarang kamu dalam posisi memberi semangat untuk sahabatmu, jangan ceritakan problemmu saat ini, ceritakan saja kisah – kisah serupa saat kau bisa bangkit dengan problem yang sama. Saat suasana sudah membaik, kalau kamu memang benar – benar dalam masalah ceritakan saja pada sahabatmu.

Yang terpenting dari semuanya, berusaha menjadi pendengar yang baik, kalau dia memang butuh ditemani, temani saja setidaknya membuatnya tau kalau dia tidak sendirian.

Membuatku menyadari sepenggal kisah yang kutuliskan diawal paragraph tadi memang benar. Seorang sahabat akan mampu menemani sahabatnya diayunan dalam waktu berjam jam walau tanpa sepatah katapun,, tak ada kata kebosanan dalam persahabatan. Dan sahabat juga mengerti apa yang tak terkatakan.

Boleh dikatakan juga, semua ada waktunya, semua posisi dan keadaan, ini, sebuah posisi menjadi pendengar, memahami, mengesampingkan semua yang kita rasakan, walaupun sebenarnya kita sedang dalam problema, mencoba tetap tersenyum apalagi saat kisah bahagia itu bertentangan dengan kisah yang sedang kita alami, tersenyumlah, bahagianya adalah bahagia kita. Bukan banyak kebaikan yang akan orang lain ingat, tapi bagaimana membuatnya berarti, membuatnya merasa tidak sendiri.

Terimakasih sahabatku 